Selamatkan Muhammadiyah



Drs. H.M. Sukriyanto AR.

Kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan bukanlah muncul dalam ruang yang kosong. Akan tetapi Muhammadiyah hadir dalam kompleksitas persoalan kehidupan yang berada pada era penjajahan kolonialisme. Dan ketika itu umat Islam berada pada posisi yang sangat terpuruk dan memprihatinkan. Mereka terbelakang dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah, kemakmuran ekonomi yang parah serta kemampuan politis yang tak berdaya. Kondisi ini pun diperparah lagi oleh membudayanya paham dan praktek keberagamaan yang bersifat spritualistik dan bersifat mistik.
Seperti dalam kehidupan beraqidah (keyakinan hidup) banyaknya praktek-praktek kepercayaan terhadap benda-benda keramat, semacam keris, tombak, batu aji, dan masih percaya pada adanya hari baik dan buruk, serta kepercayaan terhadap kesaktian kuburan para wali (Mustafa Kamal Pasha: 2002). Begitu juga halnya dengan praktek keberagamaan dalam kehidupan beribadah, banyaknya praktek-praktek ubudiyah yang telah bercampur aduk antara ajaran Islam dengan kepercayaan-kepercayaan lain. Seperti tradisi sesajian yang ditujukan kepada para arwah, kepada roh-roh halus, slametan saat kematian dan sebagainya.
Dari kondisi umat yang seperti ini, tentunya sangat sulit bagi bangsa Indonesia saat itu untuk keluar dari penjajahan kolonialisme. Karena tidaklah mungkin senjata meriam dapat dikalahkan dengan cara memberikan sesajian pada kuburan-kuburan para wali. Dan juga tidaklah mungkin umat Islam dapat menguasai bangsa ini kembali dengan cara berzikir di atas sajadah dari pagi hingga petang. Sementara para kolonialis telah menguasai ilmu-ilmu modern seperti matematika, fisika, kimia, kedokteran, sosiologi, politik, biologi, teknologi dll

Mohon maaf bila Ada kesalahan. :)

Billahi Fi Sabilill Haq, Fastabiqul Khaerat
Wassalam.

Category:  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses
Leave a Reply